Jumat, 23 September 2011

BAB III. STRUKTUR MOLEKULER KROMOSOM

Pada  bab  ini  akan  dibahas  struktur  molekuler  kromosom,  baik  pada  prokariot
maupun pada eukariot. Dengan mempelajari pokok bahasan ini akan diperoleh gambaran
mengenai organisasi DNA di dalam kromosom kedua kelompok organisme tersebut. 
Setelah mempelajari pokok bahasan di dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:
1.   pengertian domain DNA,
2.   macam-macam protein yang terikat pada DNA prokariot,
3.   struktur molekuler kromosom pada prokariot,
4.   pengertian kromatin,
5.   pengertian nukleosom,
6.   macam-macam protein yang terikat pada DNA eukariot, 
7.   struktur molekuler kromosom pada eukariot, dan
8.   kompleksitas genom eukariot.
Pengetahuan  awal  yang  diperlukan oleh  mahasiswa  agar  dapat mempelajari pokok
bahasan  ini dengan  lebih  baik  adalah  struktur  sel  dan struktur  asam nukleat,  khususnya
DNA,  yang  masing-masing  telah  dijelaskan  pada  Bab  I  dan  Bab  II.    Selain  itu,  konsep
dasar  tentang  pembelahan  sel  dan  daur  sel  yang  telah  diperoleh  pada  mata  kuliah
Genetika juga sangat mendukung pemahaman materi bahasan di dalam bab ini.

Struktur Molekuler Kromosom Prokariot
Gambaran  umum  genom  prokariot  dapat  diwakili  oleh  kromosom  E.  coli,  yang
merupakan  gulungan  DNA  tunggal  berbentuk  sirkuler  tertutup  sepanjang  4,6  x  106  pb.
Seperti telah dijelaskan pada Bab I, DNA tersebut dikemas di suatu tempat di dalam sel
yang  dinamakan  nukleoid.  Di  tempat  ini  terdapat  konsentrasi  DNA  yang  sangat  tinggi,
mungkin  mencapai  30  hingga  50  mg/ml,  dan  semua  protein  yang  berhubungan  dengan
DNA seperti polimerase, represor, dan lain sebagainya.
Percobaan-percobaan yang memungkinkan isolasi DNA E. coli dari semua protein
yang melekat padanya serta pengamatan melalui mikroskop elektron dapat menunjukkan
satu tingkat organisasi nukleoid. Ternyata, DNA terdiri atas 50 hingga 100  domain atau
kala  (loop),  yang  ujung-ujungnya  dipersatukan  oleh  suatu  struktur  yang  diduga  terdiri
atas protein-protein terikat membran plasma (Gambar 3.1). Masing-masing kala tersebut




27


berukuran  lebih  kurang  50  hingga  100  kb.  Belum  diketahui  apakah  kala  bersifat  statis
atau dinamis,  tetapi  ada  satu  model  yang  menyebutkan bahwa  DNA  mungkin  berputar-
putar melalui struktur pemersatu yang ada di dasar kala tersebut.







                                                                                              struktur pemersatu

domain-domain independen                                                 domain yang mengalami 
sepanjang 50 hingga 100 kb                                                 superkoiling
(hanya digambarkan 12)
Gambar 3.1. Struktur skematik kromosom E. coli

Kromosom    E.  coli  secara  keseluruhan  mengalami  superkoiling  negatif
(berkebalikan dengan  arah putaran heliks untai  ganda DNA)  meskipun  ada bukti bahwa
masing-masing  domain  dapat  mengalami  superkoiling  secara  independen.  Bahkan,
gambaran  mikrograf  elektron  menunjukkan  bahwa  beberapa  domain  tidak  mengalami
superkoiling, mungkin karena salah satu untai DNAnya patah.
Protein-protein  terikat  membran  plasma  yang  terdapat  pada  struktur  pemersatu
domain  ada  beberapa  macam.  Protein  yang  paling  banyak  dijumpai  adalah  HU,  suatu
protein  dimerik  (mempunyai  dua  subunit)  yang  bersifat  basa  dan  H-NS  (dulu  disebut
H1),  suatu  protein  monomerik  netral.  Kedua-duanya  mengikat  DNA  secara  nonspesifik
dalam  arti  tidak  bergantung  kepada  sekuens  tertentu,  dan  sering  dikatakan  sebagai
protein  mirip  histon.  Akibat  pengikatan  oleh  kedua  protein  tersebut  DNA  menjadi
kompak. Hal ini sangat penting bagi pengemasan DNA di dalam nukleoid dan stabilisasi
superkoiling kromosom.

Struktur Molekuler Kromosom Eukariot
Berbeda  dengan  DNA  prokariot  yang  berbentuk  sirkuler  tertutup,  DNA  eukariot
merupakan molekul linier yang sangat panjang. Panjang DNA eukariot di dalam nukleus
jauh melebihi ukuran nukleus itu sendiri. Oleh  karenanya,  agar dapat dikemas di dalam
nukleus, DNA harus dimampatkan dengan suatu cara. Derajad pemampatan (kondensasi)
DNA  dinyatakan  sebagai   nisbah  pengepakan   (packing  ratio)-nya,  yaitu  panjang
molekul  DNA  dibagi  dengan  panjang  pengepakannya.  Sebagai  contoh,  kromosom





28


manusia yang terpendek, yaitu kromosom nomor 21, berisi 4,6 x 107 pb DNA (sekitar 10
kali  ukuran  genom  E.  coli).  Ukuran  DNA  kromosom  ini setara  dengan  panjang  14.000
µm  jika  DNA  ditarik  lurus.  Pada  kondisi  yang  paling  mampat,  yaitu  selama  mitosis,
kromosom  tersebut  panjangnya  hanya  sekitar  2  µm.  Angka  ini  memberikan  nisbah
pengepakan sebesar 7.000 (14.000/2).
Untuk  mencapai  nisbah  pengepakan  totalnya,  DNA  tidak  langsung  dikemas  ke
dalam  struktur  terakhirnya  (kromatin).  Pengemasan  DNA  dilakukan  melalui  sejumlah
tingkatan  organisasi  kromosom. Tingkatan yang pertama  diperoleh  ketika DNA  melilit-
lilit  di  sekeliling  sumbu  protein  sehingga  menghasilkan  struktur  seperti  manik-manik
yang  disebut  nukleosom.  Pada  tingkatan  ini  terdapat  nisbah  pengepakan  sebesar  6.
Tingkatan yang kedua adalah pemutaran sejumlah nukleosom membentuk struktur heliks
yang  disebut  serabut  30  nm.  Struktur  serabut  30  nm  dijumpai  baik  pada  kromatin
interfase maupun pada kromosom mitosis. Dengan struktur ini nisbah pengepakan DNA
meningkat menjadi sekitar 40. Pengemasan terakhir terjadi ketika serabut 30 nm tersusun
dalam sejumlah kala, struktur tangga, dan domain, yang memberikan nisbah pengepakan
tertinggi sebesar lebih kurang 1.000 pada kromatin interfase dan 10.000 pada kromosom
mitosis.
Kromosom eukariot terdiri atas suatu kompleks DNA-protein yang tersusun sangat
kompak  sehingga  memungkinkan  DNA  yang  ukurannya  begitu  panjang  tersimpan  di
dalam nukleus. Istilah bagi struktur dasar kromosom adalah kromatin, sedangkan satuan
dasar kromatin adalah nukleosom. Dengan demikian, kromatin merupakan satuan analisis
kromosom yang menggambarkan struktur umum kromosom.

Nukleosom
Nukleosom  dijumpai  pada  semua  kromosom  eukariot.  Telah  dikatakan  di  atas
bahwa  nukleosom  merupakan  struktur  yang  paling  sederhana  dalam  pengemasan  DNA
eukariot. Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA di sekeliling sumbu nukleosom,
yang merupakan oktamer protein basa berukuran kecil dan disebut histon sumbu. Protein
histon sumbu ini bersifat  basa atau bermuatan positif karena banyak mengandung  asam
amino arginin dan lisin. 
Ada  empat  macam  histon  sumbu  yang  menyusun  sumbu  nukleosom,  yaitu  H2A,
H2B,  H3,  dan  H4.  Keempat  macam  histon  ini  berada  dalam  bentuk  oktamer  karena




29


masing-masing terdiri atas dua molekul. Selain itu, ada satu macam histon lagi, yaitu H1,
yang letaknya bukan di sumbu nukleosom, melainkan di bagian tepi nukleosom. Dengan
adanya  molekul  H1  ini,  ukuran  nukleosom  menjadi  lebih  besar  20  pb  dan  biasanya
disebut dengan kromatosom.
Setiap untai DNA sepanjang 146 pb mengelilingi satu sumbu nukleosom, sementara
bagian-bagian DNA lainnya menjadi penghubung  (linker) antara satu sumbu nukleosom
dan  sumbu  nukleosom  berikutnya.  Pelilitan  DNA  di  sekeliling  sumbu  nukleosom
berlangsung  dengan  arah  ke  kiri  atau  terjadi  superkoiling  negatif.  Pelilitan  terjadi
demikian  kuat  karena  DNA  bermuatan  negatif,  sedangkan  histon  sumbu  bermuatan
positif.



























Gambar 3.2. Struktur skematik nukleosom dan kromatosom

Serabut 30 nm
Telah  dikatakan  di  atas  bahwa  terbentuknya  rangkaian  heliks  nukleosom  secara
keseluruhan terlihat sebagai serabut dengan diameter 30 nm yang dikenal sebagai serabut
30 nm (Gambar  3.3).  Keberadaan histon H1 berfungsi  menstabilkan struktur  serabut 30
nm.  Hal  ini  didukung  oleh  bukti  percobaan  bahwa  penghilangan  histon  tersebut  dari




30


kromatin ternyata tidak dapat mempertahankan struktur serabut 30 nm meskipun struktur
nukleosomnya tetap dipertahankan. 
Hasil  studi  menggunakan  mikroskop  elektron  menunjukkan  bahwa  nukleosom-
nukleosom di dalam serabut 30 nm membentuk heliks yang berputar ke arah kiri dengan
jumlah  nukleosom  sebanyak  enam  buah  tiap  putaran.  Meskipun  demikian,  organisasi
struktur serabut 30 nm yang tepat sebenarnya masih berupa suatu perkiraan. 

Struktur kromatin yang tertinggi
Organisasi  kromatin  pada  tingkatan  yang  paling  tinggi  nampak  agak  menyerupai
struktur  DNA  prokariot.  Hasil  pengamatan  menggunakan  mikroskop  elektron  terhadap
kromosom     eukariot     yang    telah     dibersihkan     dari     protein-protein    histonnya
memperlihatkan  gambaran  struktur  domain  (kala)  seperti  pada  kromosom  prokariot
(Gambar 3.1). Bahkan, ukuran tiap kalanya pun lebih kurang sama,  yaitu hingga sekitar
100 kb. Meskipun demikian, pada kromosom eukariot terdapat lebih banyak kala.
Kala-kala  tersebut  dipersatukan  oleh  kompleks  protein  yang  dinamakan  matriks
nuklear. DNA di dalam kala berada dalam bentuk serabut 30 nm, dan kala-kala tersebut
membentuk susunan yang membentang sekitar 300 nm (Gambar 3.4).





















Gambar 3.3. Struktur skematik serabut 30 nm























Gambar 3.4. Organisasi serabut 30 nm ke dalam domain kromosom


Kromosom mitosis




31


Gambaran fisik kromosom eukariot yang dapat kita lihat dengan jelas adalah ketika
kromosom  mengalami  kondisi  yang  paling  mampat  pada  tahap  mitosis,  khususnya
metafase.  Pada  waktu  kromosom-kromosom  hasil  replikasi  ditarik  ke  dua  kutub  yang
berlawanan,  DNA  kromosom  yang  mempunyai  nisbah  aksial sangat  tinggi  (sangat tipis
memanjang)  seharusnya  akan  terpotong-potong  oleh  kekuatan  penarikan  tersebut.
Namun, tidaklah demikian kenyataannya. Hal ini karena, seperti telah disinggung di atas,
DNA kromosom eukariot telah mencapai nibah pengepakan yang paling tinggi.



















Gambar 3.5. Struktur kromosom mitosis










Sentromir




32


Sentromir  merupakan  daerah  pada  kromosom  eukariot  yang  mengalami
penyempitan  dan  menjadi  tempat  bersatunya  dua  kromatid  kembar  (kromosom  hasil
replikasi)  pada  saat  metafase.  Di  dalam  sentromir  terjadi  perakitan  kinetokor,  suatu
kompleks protein yang berikatan dengan mikrotubulus dari benang spindel. Mikrotubulus
akan  bekerja  memisahkan  kromatid  kembar  pada  anafase.  Oleh  karena  itu,  dengan
adanya  sentromir,  segregasi  kromatid  kembar  ke  masing-masing  kutub  sel  dapat
berlangsung dengan tepat.
DNA pada sentromir khamir diketahui hanya terdiri atas suatu sekuens pendek (88
pb) yang kaya akan AT dan diapit oleh dua sekuens konservatif (selalu tetap) yang sangat
pendek.  Sementara  itu,  DNA  pada  sentromir  mamalia  berupa  sekuens  yang  agak  lebih
panjang dan diapit oleh sejumlah besar sekuens repetitif (berulang) yang disebut dengan
DNA satelit.

Telomir
Telomir  adalah  ujung  kromosom  eukariot  yang  sekaligus  juga  merupakan  ujung
molekul  DNA.  Sebuah  telomir  terdiri  atas  beratus-ratus  salinan  (copy)  sekuens  pendek
repetitif yang disintesis oleh enzim telomerase dengan mekanisme yang tidak bergantung
kepada  replikasi  DNA biasa.  Pada  manusia,  misalnya, sekuens ini berupa 5’-TTAGGG-
3’.
DNA  telomerik  membentuk  struktur  sekunder  tertentu,  yang  fungsinya  untuk
melindungi  ujung  kromosom  dari  degradasi.  Sintesis  DNA  telomerik  yang  bersifat
independen  dari  replikasi  DNA  lainnya  akan  mengimbangi  terjadinya  pemendekan
kromosom  secara  bertahap.  Pemendekan  itu  sendiri  terjadi  karena  ketidakmampuan
replikasi  biasa  untuk  menyintesis  bagian  yang  paling  ujung  pada  suatu  molekul  DNA
linier.

Kromosom interfase
Pada  waktu  interfase,  gen-gen  di  dalam  kromosom  mengalami  transkripsi.
Demikian  pula,  replikasi  DNA  berlangsung.  Selama  kurun  waktu  tersebut,  yang
merupakan  bagian  terbesar  di  antara  tahapan-tahapan  daur  sel,  kromosom  mempunyai
struktur  yang  sangat  baur  dan  tidak  dapat  dilihat  satu  demi  satu.  Meskipun  demikian,






33


diyakini  bahwa  kala-kala  kromosomal  seperti  pada  Gambar  3.4.  tetap  ada  dan  terikat
pada matriks nuklear.

Heterokromatin
Bagian  kromatin  yang  selama  interfase  tetap  nampak  sangat  kompak  meskipun
tidak  sekompak  ketika  metafase  dinamakan  heterokromatin.  Jika  diamati  di  bawah
mikroskop,  heterokromatin  terlihat  sebagai  daerah  yang  gelap  di  bagian  tepi  nukleus.
Dewasa ini telah diketahui bahwa heterokromatin berisi sejumlah sekuens repetitif  yang
secara  genetik  tidak  aktif  atau  tidak  banyak  mengalami  transkripsi.  Diyakini  bahwa
kebanyakan  heterokromatin  terdiri  atas  DNA  satelit  yang  letaknya  berdekatan  dengan
sentromir. Meskipun demikian, dalam kasus tertentu seluruh kromosom bisa saja berupa
heterokromatin, misalnya salah satu dari dua kromosom X pada mamalia betina.

Eukromatin
Eukromatin  adalah  bagian  kromatin  yang  berisi  sekuens-sekuens  nonrepetitif
(tunggal,  tidak  berulang)  yang  secara  genetik  sangat  aktif  atau  banyak  mengalami
transkripsi.  Kenampakannya  tidak  sejelas  heterokromatin.  Meskipun  demikian,
eukromatin  tidaklah  homogen  sempurna.  Masih  banyak  juga daerah-daerah  yang secara
genetik relatif inaktif. Hanya sekitar 10% di antaranya merupakan daerah dengan gen-gen
yang  sedang  dan  akan  ditranskripsi.  Di  daerah  semacam  ini  serabut  30  nm  mengalami
disosiasi  menjadi  struktur  seperti  tasbih.  Bahkan,  beberapa  bagian  di  antaranya
kehilangan  nukleosom.  Diduga  hal  ini  dimaksudkan  untuk  memudahkan  pengikatan
faktor-faktor transkripsi dan protein lainnya.
Sensitivitas  kromatin  terhadap  enzim  DNase  I,  yang  memotong  tulang  punggung
molekul DNA  kecuali  jika DNA  tersebut  terlindungi oleh  protein  yang  terikat  padanya,
telah  digunakan  untuk  memetakan  daerah-daerah  yang  aktif  mengalami  transkripsi.
Daerah-daerah  pendek  yang  hipersensitif  terhadap  DNase  I  dianggap  menggambarkan
daerah yang serabut 30 nm-nya diselingi oleh pengikatan suatu protein regulator tertentu
sehingga  memperlihatkan  DNA  yang  tebuka  dan  mudah  diserang  oleh  DNase  I.
Sementara itu, daerah sensitif yang lebih panjang menggambarkan sekuens-sekuens yang
mengalami transkripsi. Daerah-daerah tersebut bevariasi di antara jenis sel yang berbeda,
sesuai dengan tempat gen yang akan diekspresikan pada sel tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar