Pokok bahasan di dalam bab ini meliputi prinsip dasar transkripsi, yang mencakup
ciri-ciri dan tahapan transkripsi, transkripsi pada prokariot, dan transkripsi pada eukariot,
dengan penekanan pada karakteristik enzim RNA polimerasenya. Setelah mempelajari
pokok bahasan di dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
1. prinsip dasar transkripsi,
2. transkripsi pada prokariot, khususnya pada bakteri Escherichia coli, dan
3. transkripsi pada eukariot.
Pengetahuan awal yang diperlukan oleh mahasiswa agar dapat mempelajari pokok
bahasan ini dengan lebih baik adalah struktur asam nukleat dan replikasi DNA, yang
masing-masing telah dijelaskan pada Bab II dan Bab IV. Selain itu, konsep dasar tentang
gen dan transkripsi yang telah diperoleh pada mata kuliah Genetika juga sangat
mendukung pemahaman materi bahasan di dalam bab ini.
Prinsip Dasar Transkripsi
Pada Bab IV telah disebutkan bahwa fungsi dasar kedua yang harus dijalankan oleh
DNA sebagai materi genetik adalah fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu organisme sehingga dihasilkan suatu
fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi gen, yang tahap pertamanya
adalah proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa
molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses sintesis RNA
menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi
DNA, yaitu
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber
basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil.
Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP),
guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA.
Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA
48
hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA
pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut
sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak
terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa
yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada
nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua
atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi
DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA
polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada
kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa
adanya molekul primer.
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan
promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan secara
singkat sebagai berikut.
Pengenalan promoter
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua
untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa
pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA
segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu
tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’
(upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini
dinamakan promoter.
Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada
suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak
inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang
akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan
sintesis RNA pun segera dimulai.
Elongasi
49
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA
cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung kompleks
transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi
nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3’
nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA
polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA cetakan.
Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau
terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA
cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika
RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang
hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang
memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya terminasi
diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom yang
diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca
dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini biasanya diselingi oleh
beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan akan mempunyai ujung
terminasi berbentuk batang dan kala (loop) seperti pada Gambar 5.1.
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya. Hal ini
karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida,
promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi
dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut
akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat penyelesaian yang
berbeda-beda.
Transkripsi pada Prokariot
Telah dikatakan di atas bahwa transkripsi merupakan proses sintesis RNA yang
dikatalisis oleh enzim RNA polimerase. Berikut ini akan diuraikan sekilas enzim RNA
50
polimerase pada prokariot, khususnya pada bakteri E.coli, promoter 70, serta proses
transkripsi pada organisme tersebut.
urutan penyela
5’ 3’
A T T A A A G G C T C C T T T T G G A G C C T T T T T T T T DNA
T A A T T T C C G A G GA AA A C C T C G G A A AAA A AA
3’ 5’
transkripsi
U U
U U
C G
C G
U A
C G
G C RNA
G C
A U
A U
5’ A U 3’
A U U U U U U U
Gambar 5.1 Terminasi sintesis RNA menghasilkan
ujung berbentuk batang dan kala
RNA polimerase E. coli
Enzim RNA polimerase pada E. coli sekurang-kurangnya terdiri atas lima subunit,
yaitu alfa (), beta (), beta prima (’), omega (), dan sigma (). Pada bentuk
lengkapnya, atau disebut sebagai holoenzim, terdapat dua subunit dan satu subunit
untuk masing-masing subunit lainnya sehingga sering dituliskan dengan 2’.
Holoenzim RNA polimerase diperlukan untuk inisiasi transkripsi. Namun, untuk elongasi
transkripsi tidak diperlukan faktor sehingga subunit ini dilepaskan dari kompleks
51
transkripsi begitu inisiasi selesai. Sisanya, yakni 2’, merupakan enzim inti (core
enzyme) yang akan melanjutkan proses transkripsi.
Laju sintesis RNA oleh RNA polimerase E. coli dapat mencapai sekitar 40
nukleotida per detik pada suhu 37C. Untuk aktivitasnya enzim ini memerlukan kofaktor
Mg2+. Setiap berikatan dengan molekul DNA enzim RNA polimerase E. coli dapat
mencakup daerah sepanjang lebih kurang 60pb.
Meskipun kebanyakan RNA polimerase seperti halnya yang terdapat pada E. coli
mempunyai struktur multisubunit, hal itu bukanlah persyaratan yang mutlak. RNA
polimerase pada bakteriofag T3 dan T7, misalnya, merupakan rantai polipeptida tunggal
yang ukurannya jauh lebih kecil daripada RNA polimerase bakteri. Enzim tersebut dapat
menyintesis RNA dengan cepat, yaitu sebanyak 200 nukleotida per detik pada suhu 37C.
Subunit
Dua subunit yang identik terdapat pada RNA polimerase inti. Kedua-duanya
disandi oleh gen rpoA. Ketika bakteriofag T4 menginfeksi E.coli, subunit akan
dimodifikasi melalui ribosilasi ADP suatu arginin. Hal ini berkaitan dengan
berkurangnya afinitas pengikatan promoter sehingga subunit diduga kuat memegang
peranan dalam pengenalan promoter.
Subunit
Seperti halnya subunit , subunit juga terdapat pada RNA polimerase inti.
Subunit ini diduga sebagai pusat katalitik RNA polimerase, yang dibuktikan melalui hasil
penelitian mengenai penghambatan transkripsi menggunakan antibiotik. Antibiotik
rifampisin merupakan inhibitor potensial bagi RNA polimerase yang menghalangi
inisiasi tetapi tidak mempengaruhi elongasi. Kelompok antibiotik ini tidak menghambat
polimerase eukariot sehingga sering digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri Gram
positif dan tuberkulosis. Rifampisin telah dibuktikan berikatan dengan subunit , dan
mutasi-mutasi yang menyebabkan resistensi terhadap rifampisin telah dipetakan pada gen
rpoB, yaitu gen yang menyandi subunit . Selanjutnya, kelompok antibiotik yang lain,
yakni streptolidigin, ternyata menghambat elongasi transkripsi, dan mutasi-mutasi yang
menyebabkan resistesi terhadap antibiotik ini juga dipetakan pada gen rpoB. Kedua hasil
52
penelitian tersebut mendukung pendapat bahwa subunit diduga mempunyai dua domain
yang bertanggung jawab terhadap inisiasi dan elongasi transkripsi.
Subunit ’
Subunit ’ juga terdapat pada RNA polimerase inti. Subunit yang disandi oleh gen
rpoC ini mengikat dua ion Zn2+ yang diduga berpartisipasi dalam fungsi katalitik
polimerase. Suatu polianion, yakni heparin, terbukti mengikat subunit ’. Heparin
menghambat transkripsi secara in vitro dan juga berkompetisi dengan DNA dalam
pengikatan RNA polimerase. Hal ini mendukung pendapat bahwa subunit ’ diduga
bertanggung jawab terhadap pengikatan DNA cetakan.
Faktor
Faktor yang paling umum dijumpai pada E. coli adalah 70 (disebut demikian
karena mempunyai berat molekul 70 kDa). Pengikatan faktor pada RNA polimerase
inti akan mengubah enzim tersebut menjadi holoenzim. Faktor memegang peranan
yang penting dalam pengenalan promoter tetapi tidak diperlukan untuk elongasi
transkripsi. Kontribusi faktor dalam pengenalan promoter adalah melalui penurunan
afinitas enzim inti terhadap tempat-tempat nonspesifik pada molekul DNA hingga 104,
disertai dengan peningkatan afinitas terhadap promoter.
Banyak organisme prokariot, termasuk E. coli, mempunyai beberapa faktor .
Semuanya terlibat dalam pengenalan kelompok-kelompok promoter tertentu. Faktor
dilepaskan dari RNA polimerase inti ketika sintesis RNA mencapai panjang 8 hingga 9
nukleotida. Enzim inti tersebut kemudian akan bergerak di sepanjang molekul DNA
sambil menyintesis untai RNA. Sementara itu, faktor dapat segera bergabung dengan
RNA polimerase inti lainnya dan melakukan inisiasi transkripsi kembali. Jumlah faktor
di dalam sel lebih kurang hanya 30% dari jumlah RNA polimerase inti sehingga hanya
sepertiga di antara kompleks RNA polimerase yang akan dijumpai dalam bentuk
holoenzim pada suatu waktu tertentu.
Promoter 70 pada E. coli
Seperti telah dikatakan di atas, promoter merupakan tempat tertentu pada molekul
DNA yang mempunyai urutan basa spesifik untuk pengikatan RNA polimerase dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar